Jumat, 26 Februari 2010

Duh.. 90% Dokter Tak Tahu Halal-Haramnya Obat yang Diresepkan ...

Jadi apa yang lowongan kerja informasi kerja terbaru 2010 benar-benar semua tentang? Laporan berikut termasuk beberapa informasi menarik tentang lowongan kerja informasi kerja terbaru 2010 - info bisa anda gunakan, bukan hanya barang lama yang mereka gunakan untuk memberi tahu Anda.

Duh.. 90% Dokter Tak Tahu Halal-Haramnya Obat yang Diresepkan

Umat Islam Indonesia adalah mayoritas. Meski demikian, hak-hak nya belum bisa dirasakan secara baik, terutama dalam perlindungan halal obat-obatan. Menurut Guru Besar Universitas YARSI Jakarta, Prof. Dr. H. Jurnalis Uddin, PAK.,mayoritas dokter di Indonesia tak paham halal-haram nya obat yang diresepkan pada pasien.

œDalam industri farmasi atau dalam proses pembuatan obat-obatan dan vaksin, ternyata banyak menggunakan bahan-bahan yang diragukan dari segi kehalalannya. Bahkan ada yang jelas diharamkan. Seperti penggunaan gelatin dari babi, sel vero (ginjal) kera, enzim babi, dll yang semacam itu, kataJurnalis Uddin,sebagaimana dikutip situs www.halalmui.org.

Selain itu, menurut Jurnalis Uddiin, berdasarkan buku ISO terbitan ISFI (Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia), ada sekitar 10.000 obat yang beredar di Indonesia, namun tidak ada tanda atau label yang khusus, apakah halal atau haram untuk dikonsumsi oleh umat Islam. Apalagi keterangan dari Sertifikasi Halal, seperti yang dikeluarkan oleh LPPOM MUI.

Memprihatinkan

Kondisi ini jelas sangat memprihatinkan. Selain kondisi industri farmasi yang sedemikian itu, ternyata banyak pula dokter kita yang tidak mengetahui atau bahkan mungkin tidak peduli dengan status kehalalan obat-obatan yang digunakan untuk para pasiennya.

Anda dapat melihat bahwa ada nilai praktis dalam mempelajari lebih banyak tentang lowongan kerja informasi kerja terbaru 2010. Dapatkah Anda memikirkan cara-cara untuk menerapkan apa yang telah dibahas sejauh ini?

œSaya yakin banyak dari mereka yang Muslim. Menurut perkiraan saya, hampir 90% dokter yang ada di Indonesia tidak tahu halal dan haramnya obat yang beredar, karena memang tidak pernah diajarkan kepada mereka, ungkap Anggota Dewan Pakar ICMI dan Anggota Federation of Islamic Medical Association ini.

Dijelaskannya lagi dengan nada pertanyaan retoris, kalau dokter saja tidak tahu, lantas bagaimana pula dengan pasiennya? Bahkan sering terjadi, dokter tetap membuat resep obat untuk pasiennya, padahal obat itu jelas mengandung unsur yang haram. Hal ini terjadi, agaknya juga karena dalam perkuliahan kedokteran hampir tak pernah diperkenalkan tentang aspek obat dan perobatan yang halal menurut agama kita. Bahkan juga, dalam produksi vaksin, misalnya, tidak satu pun dari 23 produsen vaksin di dunia yang memakai Tripsin bukan dari babi! Termasuk Biofarma, perusahaan farmasi di kita, yang komisaris, direksi dan karyawannya mayoritasnya adalah Muslim.

Saran Solutif

Maka sebagai upaya keluar dari kondisi yang memprihatinkan ini, sekaligus sebagai saran yang bersifat solutif, menurut Guru Besar Fak. Kedokteran Universitas Yarsi ini, kita semua harus terus melakukan penyadaran dan sosialisasi tanpa henti kepada semua stakeholder dunia perobatan dan kedokteran. Ya kepada para pasien terutama yang Muslim, agar menuntut dan meminta obat yang benar-benar halal, dan masyarakat agar mendesak kepadapemerintah supaya membuat peraturan yang jelas melindungi kebutuhan batin umat ini.

Meski belum banyak dilakukan di jurusan kedokteran di Indonesia, ia mengaku, tengah menerapkan masalah melalui lembaga pendidikan kedokteran yang dikelolanya di Universtias Yarsi, Jakarta.

œKami merancang kurikulum khusus guna memberikan pemahaman tentang aspek yang sangat vital ini. Dalam aspek aplikatifnya, misalnya, kami menetapkan Mata Kuliah Agama Islam sebanyak 10 SKS yang menyajikan dan mengajarkan antara lain tentang kedokteran, obat dan perobatan dalam Islam. Demikian juga tentang dunia farmasi dan medis, dll, dengan nuansa keagamaan. Sehingga setelah para lulusan yang kemudian menjadi dokter dan mengabdi di masyarakat, dapat mengobati dan memberi obat yang sesuai dengan keyakinan agama yang dimilikiknya, dengan bekal pengetahuan dan praktek dari perkuliahan yang telah diikutinya di lembaga yang kami kelola, ujarnya. [hidayatullah]

Related posts:

  1. IDI: Dokter Mundur Belum Melanggar Kode Etik
  2. Riwayat Dokter yang Diduga Membunuh Jacko
  3. Michael Jackson Pesan Obat Lewat Internet
  4. MUI: Kesalahan Besar, Ambil Alih Sertifikasi Halal dari MUI
  5. Lembaga Sertifikasi Halal di Bawah Menag
Saya harap membaca informasi di atas adalah menyenangkan dan pendidikan baik untuk Anda. Proses belajar Anda harus terus-menerus - semakin Anda mengerti tentang subjek apapun, semakin Anda akan dapat berbagi dengan orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar