BANGKOK, KOMPAS.com " Ratusan polisi antihuru-hara Thailand sempat berhadapan-hadapan dengan pengunjuk rasa antipemerintah di sebuah barikade di distrik bisnis Bangkok, Thailand, Jumat (23/4/2010), sehari setelah serangan granat yang menewaskan tiga orang, tetapi kemudian ditarik mundur tanpa ada kekerasan. Dalam ketegangan terbaru itu, televisi Thailand mengatakan, polisi mendekati barikade buatan "Kaus Merah" dan menuntut kelompok itu membongkar barikade tersebut. Namun, massa tidak mengindahkan tuntutan polisi. Seorang fotografer Reuters melaporkan, massa malah menuangkan bahan bakar ke barikade itu, yang tersusun dari tumpukan ban. Pasukan polisi itu kemudian mundur. Massa pengunjuk rasa, kata fotografer itu, juga balik ke kamp mereka yang dibangun di balik penghalang di Distrik Silom di kota itu. Pemerintah mengatakan, serangan granat pada Kamis malam, yang juga melukai 75 orang, ditembakan dari daerah yang dikuasai Kaus Merah. Namun, para pemimpin Kaus Merah, yang telah berdemonstrasi di Bangkok selama enam minggu untuk menuntut pemilihan parlemen segera, membantah telah melakukan serangan tersebut. Semakin banyak informasi otentik tentang lowongan kerja informasi kerja terbaru 2010 Anda tahu, semakin besar kemungkinan orang untuk mempertimbangkan Anda a lowongan kerja informasi kerja terbaru 2010 ahli. Baca terus untuk bahkan lebih lowongan kerja informasi kerja terbaru 2010 fakta bahwa Anda dapat berbagi.
Ledakan granat semalam itu terjadi 12 hari setelah bentrokan antara pasukan pemerintah dan pengunjuk rasa yang menewaskan 25 orang dan melukai lebih dari 800 orang yang merupakan kekerasan jalanan terburuk di negara itu dalam 18 tahun terakhir. Para pengunjuk rasa, yang merupakan massa pendukung mantan perdana menteri yang terguling, Thaksin Shinawatra, juga telah menduduki area belanja kelas atas di Bangkok selama tiga minggu. Setiap usaha untuk membubarkan mereka akan berisiko jatuhnya korban dalam jumlah banyak dan berpotensi terjadi bentrokan yang bisa meluas ke kawasan permukiman. Wakil Perdana Menteri Thailand Suthep Thaugsuban, Kamis malam, mengatakan, tidak akan ada pembubaran paksa karena banyak perempuan dan anak kecil berada di daerah tersebut. Kondisi kota Bangkok akan semakin bergolak karena sebuah kelompok baru yang "multi-warna" merencanakan sebuah unjuk rasa besar yang diikuti sekitar 50.000 orang di Bangkok, Jumat ini. Kelompok terakhir ini menunutut Kaus Merah mengakhir aksi mereka. Rencana demonstrasi kelompok multiwarna ini menambah ketegangan di distrik bisnis Silom pada minggu ini. "Sekarang ada dua kelompok bertentangan dan konfrontasi semacam ini bisa menciptakan malapetaka dan gejolak," kata Somjai Phagaphasvivat, profesor politik dan ekonomi di Universitas Thammasat. Tentara yang berada dalam tekanan untuk memulihkan ketertiban telah memperingatkan Kaus Merah, Kamis, bahwa kesempatan mereka untuk melakukan unjuk rasa telah dibatasi. Namun, para pemimpin kelompok itu mengatakan, mereka hanya akan bubar jika pemerintah yang didukung militer itu mengumumkan pemilihan umum segera. Menurut mereka, pemerintah Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva yang kelahiran Inggris dan berpendidikan Oxford itu tidak sah karena naik ke tampuk kekuasaan akhir tahun 2008 secara ilegal.
Ledakan granat semalam itu terjadi 12 hari setelah bentrokan antara pasukan pemerintah dan pengunjuk rasa yang menewaskan 25 orang dan melukai lebih dari 800 orang yang merupakan kekerasan jalanan terburuk di negara itu dalam 18 tahun terakhir. Para pengunjuk rasa, yang merupakan massa pendukung mantan perdana menteri yang terguling, Thaksin Shinawatra, juga telah menduduki area belanja kelas atas di Bangkok selama tiga minggu. Setiap usaha untuk membubarkan mereka akan berisiko jatuhnya korban dalam jumlah banyak dan berpotensi terjadi bentrokan yang bisa meluas ke kawasan permukiman. Wakil Perdana Menteri Thailand Suthep Thaugsuban, Kamis malam, mengatakan, tidak akan ada pembubaran paksa karena banyak perempuan dan anak kecil berada di daerah tersebut. Kondisi kota Bangkok akan semakin bergolak karena sebuah kelompok baru yang "multi-warna" merencanakan sebuah unjuk rasa besar yang diikuti sekitar 50.000 orang di Bangkok, Jumat ini. Kelompok terakhir ini menunutut Kaus Merah mengakhir aksi mereka. Rencana demonstrasi kelompok multiwarna ini menambah ketegangan di distrik bisnis Silom pada minggu ini. "Sekarang ada dua kelompok bertentangan dan konfrontasi semacam ini bisa menciptakan malapetaka dan gejolak," kata Somjai Phagaphasvivat, profesor politik dan ekonomi di Universitas Thammasat. Tentara yang berada dalam tekanan untuk memulihkan ketertiban telah memperingatkan Kaus Merah, Kamis, bahwa kesempatan mereka untuk melakukan unjuk rasa telah dibatasi. Namun, para pemimpin kelompok itu mengatakan, mereka hanya akan bubar jika pemerintah yang didukung militer itu mengumumkan pemilihan umum segera. Menurut mereka, pemerintah Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva yang kelahiran Inggris dan berpendidikan Oxford itu tidak sah karena naik ke tampuk kekuasaan akhir tahun 2008 secara ilegal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar